Senin, 16 Agustus 2010

'Lomba Makan'

Jember, 04 Ramadhan 1431 H...
Hari ini merupakan salah satu hari terpanas dalam bulan puasa ini...
Matahari tanpa ampun menyirami bumi dengan sinar-sinar panas uv, tak menghiraukan peluh tangan yang bercucuran...
Bagi umat muslim, cobaan menjadi berlipat dengan datangnya bulan puasa...
Di tempatku, menjelang buka puasa, tangan dan mata silih berganti memandang sederet makanan yang menghampar di meja makan...tak kuat nampaknya badan ini...
Tapi beruntung, hatiku masih melarangku untuk melakukan perbuatan yang tidak patut...
5.29 pm...
Adzan maghrib berkumandang...
Tangan langsung bergelantungan menggapai kolak dan es yang menyegarkan, diawali buah kurma, dan di teruskan dengan ribuan butir nasi, berebut masuk ke dalam lambungku, membuatnya penuh sesak...
Tapi tanganku terhenti ketika teringat apa yang dialami oleh saudara2ku yang ada di tempat nan jauh di sana...
Mereka terpaksa berebut, berdesakan hanya untuk berbuka puasa dengan ala kadarnya...
Bagaimana aku bisa berlomba makan dengan mereka? Kapan aku bisa melakukannya?

Minggu, 08 Agustus 2010

Anggota DPR= Musuh wong cilik

Baru-baru ini sering dibicarakan oleh halayak ramai, bahwa anggota DPR RI sering meminta tunjangan-tunjangan dana yang tidak masuk akal.
Belum hilang dari ingatan kita, ketika beberapa waktu lalu, para anggota dewan yang 'terhormat' mengemis kepada negara supaya anggaran mereka ditambah melalui jalan bernama dana aspirasi. Dana tersebut, menurut mereka, akan dijadikan biaya operasional masing-masing anggota ketika melakukan 'tugas' negara dan juga untuk mendanai 'proyek-proyek' di daerah pemilihan mereka masing-masing.
 Beruntung, pemerintah masih memiliki akal yang cukup waras untuk tidak menuruti permintaan mereka.
Sekarang, lagi-lagi dengan dalih untuk menyalurkan aspirasi wong cilik, mereka tanpa malu meminta tambahan anggaran, kali ini atas nama 'rumah aspirasi'. dana ini akan mereka gunakan untuk membiyayai sarana tempat tinggal selama mereka 'melayani' para 'konstituennya'. 
Coba lihat, betapa tidak pantasnya mereka melakukan semua itu. Apakah mereka tidak sadar dengan apa yang mereka perbuat selama ini?
Seperti yang kita ketahui, apa yang mereka lakukan untuk kita selama ini?
Mereka adalah contoh yang sangat buruk bagi akhlak bangsa Indonesia. Belum hilang ingatan kita tentang anggota DPR yang saling jotos ketika sidang, sekarang kita malah disuguhi berita tentang para anggota dewan yang 'terhormat' ini sering bolos dari sidang yang seharusnya menjadi prioritas utama dalam hidup mereka. 
Apakah mereka tidak tahu atau lupa bahwa tugas mereka sejak dilantik adalah mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia dimulai sejak mereka dilantik?
Apakah ada, didalam buku tata tertib manapun, yang memperbolehkan anggotanya bolos, malas, datang ketempat kerja hanya mengisi absen senilai Rp. 800.000,-? Atau mungkin menganjurkan para anggotanya untuk saling jotos ketika sedang adu argumen?
Sungguh, sangat tidak pantas sekali bagi para anggota DPR yang, menurut saya, sangat tidak terhormat, untuk selalu mengemis kepada negara untuk menghidupi anak istrinya. Mereka, dengan perilaku mereka yang seperti itu, tidak ubahnya seperti para pengemis di jalanan, suka meminta-minta, namun malas bekerja.
Ketahuilah, bahkan para pengemis-pun lebih mulia daripada para DPR itu!


Sabtu, 07 Agustus 2010

Liberalisme=Setan dalam diri muslim

Liberalisme adalah sebuah kata, yang mungkin sangat populer di telinga umat manusia saat ini. Ya, kata tersebut adalah sebutan bagi sebuah paham, yang kurang lebihnya adalah paham yang menganut kebebasan dalam kehidupan manusia secara mutlak.
Bisa kita lihat, paham ini sebenarnya adalah bagaikan musuh dalam selimut bagi umat muslim, bagi bagi umat manusia secara keseluruhan. Paham ini menganggap bahwa manusia memiliki hak yang absolut, untuk menentukan nasib, pikiran, pendapat, dan tindakan dirinya sendiri, tanpa memandang adanya batasan, baik itu adalah batasan agama maupun hukum negara.
Liberalisme juga telah mengumandangkan perang terhadap pemborgolan pemikiran oleh agama, termasuk agama Islam.
Seandainya kita mau berpikir yang jernih, seandainya manusia diberi kebebasan secara mutlak untuk melakukan apa yang mereka inginkan, apa yang akan terjadi?
Tentunya sebuah kehidupan barbar tanpa adanya batasan-batasan.
Bisa dibayangkan ketika para homoseksual mendapat pengesahan hubungan, maka bagaimana dengan kelanjutan nasib garis keturunan umat manusia?
Bagaimana juga ketika pasangan zina mendapatkan legalitas dengan dasar suka sama suka? Tentunya akan ada kerancuan kelak ketika mereka memiliki keturunan, yang mana sang anak harus menderita karena keberadaannya tidak diakui.
Apalagi, akhir-akhir ini banyak terjadi adanya aliran-aliran sesat, terutama dalam tubuh umat Islam. Mereka, dengan dukungan kaum liberalis, dan atas nama hak asasi manusia, berani melawan batasan-batasan agama, bahkan ada yang menganggap pemimpin mereka sebagai nabi. Dengan dasar kebebasan berpendapat, mereka mendapat dukungan dari kaum liberal. Padahal, mereka dengan jelas dan tegas telah melanggar apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
Sungguh, sesuatu yang sangat mengerikan ketika ada seorang muslim sampai jatuh kejurang kesesatan kaum liberalis, apalagi mereka hanya bertujuan menghancurkan peradaban beragama dengan iming-iming siraman finansial dari kaum liberalis barat.
Ya Allah, selamatkanlah hati dan pikiran hamba dari setan-setan liberalis dan antek-anteknya.
Hanya kepada engkau kami berharap.